Selasa, 25 Januari 2011

Minyak Ikan Baik Untuk Penyakit Radang Sendi

Sebuah penemuan baru mengenai manfaat minyak ikan bagi kesehatan. Selain baik bagi otak, tulang, dan hati, minyak ikan juga bisa mengobati penyakit radang sendi atau arthritis dan stroke. Demikian dilansir Telegraph, Kamis (29/10).

Para peneliti mengatakan, tubuh mengubah asam lemak dalam minyak ikan menjadi kekuatan bahan kimia antiperadangan yang disebut resolvin D2. Senyawa itulah yang ditemukan pada ikan salmon dan makarel, yang berguna untuk memerangi penyakit.

Orang Inggris menghabiskan sebanyak � 60 million atau sekitar Rp 947 miliar per tahun untuk suplemen minyak ikan, yang setelah diteliti ternyata baik bagi otak, tulang, dan hati. Bahkan dapat melindungi diri dari bahaya terkena kanker, masalah mata dan sakit-sakitan. Namun, mekanisme "obat mujarab" itu tidak pernah diketahui hingga para peneliti Inggris dan Amerika Serikat membuktikan, tubuh membuat Resolvin D2 dari DHA (docosahexaenoic acid) dan menemukan struktur kimia.

Para Ilmuwan Inggris dan AS yakin, resolvin D2 dapat memberikan dasar pengobatan baru untuk berbagai macam penyakit serius yang terkait peradangan. Daftar itu mencakup sepsis (infeksi bakteri dalam darah) yang berpotensi bereaksi mematikan terhadap infeksi pebabkan peradangan kemarahan melalui tubuh -- stroke dan radang sendi. Eksperimen laboratorium menunjukkan, tubuh mengubah DHA asam lemak minyak ikan menjadi resolvin D2 dan mengungkapkan struktur kimia.

Professor Mauro Perretti dari Queen Mary, University of London, yang memimpin tim dari Inggris mengatakan, ia telah mengenal untuk beberapa waktu bahwa minyak ikan dapat membantu kondisi seperti radang sendi yang terkait dengan peradangan. "Apa yang telah kita tampilkan disini adalah bagaimana proses tubuh bahan tertentu minyak ikan menjadi resolvin D2," katanya.

Kami juga melihat secara rinci bahan kimia itu menentukan setidaknya beberapa cara mengurangi peradangan, kata Perretti, dan tampaknya menjadi kimia yang sangat kuat dan sejumlah kecil dapat memiliki efek yang besar. "Penelitian ini sangat penting, karena menjelaskan setidaknya satu cara dimana minyak ikan dapat membantu dalam mengobati atau mencegah radang sendi. Bahkan, kemungkinan pengobatan untuk berbagai jenis penyakit lain yang terkait dengan peradangan," jelasnya.

Peradangan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh masuk kedalam "alat penambah kecepatan", yang dikenal memainkan perannya dalam banyak masalah kesehatan. Mulai dari penyakit jantung, stroke, radang sendi, hingga kanker. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, tahap dalam proses peradangan terjadi ketika sel darah putih menempel pada lapisan dalam pembuluh darah. Para ilmuwan juga menemukan, resolvin D2 membantu mencegah hal itu dengan menghasilkan sejumlah kecil oksida nitrat.(SHA)


Sumber:
Gena Gerina
http://kesehatan.liputan6.com/berita/200910/249405/Minyak.Ikan.Baik.Untuk.Penyakit.Radang.Sendi

5 Penyebab Umum Nyeri Sendi

Ada banyak sekali sebab mengapa persendian sakit. Nyeri sendi dapat merupakan gejala tunggal atau menjadi bagian banyak gejala lain yang Anda alami. Manifestasi nyeri sendi dapat bervariasi, seperti kelembutan atau tidak nyaman ketika disentuh, pembengkakan, peradangan, kekakuan, atau pembatasan gerakan. Rasa sakit di sendi tentu saja hanyalah gejala dari masalah yang sebenarnya. Bila ada gejala lain seperti sakit kepala berat, sakit perut, demam, atau menggigil, Anda perlu melihat semua gejala untuk mengetahui penyebabnya. Berikut adalah 5 penyebab umum sakit persendian yang tidak disebabkan oleh cedera:


1. Penyakit rematik (rheumatoid arthritis)

Rematik adalah penyebab paling umum nyeri sendi kronis. Berlawanan dengan pendapat umum, rematik bukanlah penyakit khas usia tua. Orang muda juga dapat terkena rematik. Rheumatoid arthritis disebabkan oleh kerusakan sistem autoimun sehingga tubuh menghasilkan zat yang menyebabkan peradangan, terutama pada sendi. Bagian tubuh favorit yang diserang adalah sendi jari tangan dan kaki dan tulang belakang. Serangan rematik membuat peradangan dan pembengkakan selaput sendi dan secara bertahap menghancurkan kapsul sendi, dan kemudian tendon. Konsekuensi pada akhirnya adalah deformasi tulang dan pembatasan gerakan.


2. Osteoartritis

Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif (umumnya menyerang mereka yang berusia di atas 45 tahun). Pada osteoarthritis, sendi mengalami nyeri namun tidak diawali dengan peradangan. Rasa nyeri biasanya terasa bila mengangkat beban dan pada awal gerakan dari posisi istirahat. Penyebabnya karena penuaan dan penggunaan terus-menerus. Tulang rawan yang menutupi tulang artikular menjadi aus oleh gesekan secara bertahap. Risiko terutama pada sendi lutut, pinggul dan distal interfalangealis (ruas jari dekat kuku).


3. Ankylosing spondylitis

Ankylosing spondylitis adalah salah satu bentuk artritis lainnya. Kondisi ini terutama menyebabkan nyeri dan peradangan sendi tulang belakang dan panggul, walaupun sendi lainnya dapat terlibat juga. Gejala dirasakan selama waktu tidur, setelah bangun tidur atau setelah interval tidak aktif. Pada kasus yang parah, ankylosing spondylitis dapat menyebabkan fusi tulang belakang sehingga menyebabkan membungkuk, yang dikenal sebagai kyphosis. Keparahan bervariasi dan tidak semua penderita mengalami fusi tulang belakang. Beberapa mungkin hanya mengalami sakit punggung atau pinggul secara sporadis. Seperti halnya rematik, ankylosing spondylitis adalah penyakit autoimun yang menurun.


4. Psoriatik Artritis

Arthritis ini adalah efek samping dari psoriasis. Pembengkakan menyakitkan dapat terjadi pada semua sendi, terutama ruas jari, pergelangan tangan, lutut, tulang selangka, pergelangan kaki dan punggung bawah. Gejala biasanya disertai masalah kulit. Sekitar 30-40% orang dengan gejala psoriasis mengembangkan psoriatik artritis, meskipun sering kali tidak terdiagnosis, terutama jika gejalanya ringan. Psoriatik artritis biasanya terjadi antara usia 30-50 tahun, namun bisa muncul pada usia berapa pun dan memengaruhi baik pria maupun wanita.


5. Gout (asam urat)

Jika rasa sakit tajam berada di sekitar ruas dan pergelangan kaki, penyebabnya mungkin adalah gout. Gout adalah hasil kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Rasa sakit sendi disertai bengkak, kemerahan, dan hangat.

Selain kelima kondisi di atas, penyakit lupus dan penyakit infeksi seperti demam rematik, gondongan, cacar air, hepatitis, dan influenza juga dapat menyebabkan nyeri persendian.


Sumber :
http://majalahkesehatan.com/5-penyebab-umum-nyeri-sendi/

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan setiap manusia 360 sendi …..”

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan setiap manusia 360 sendi …..”


Telah jelas dari hadits Rasulullah ini pengertian dari sulama adalah sendi-sendi yang memungkinkan bagi tulang-tulang untuk bergerak melaluinya. Tidak lain maksud dari hadits yang suci ini adalah agar kita selalu mengutamakan kesyukuran kepada Allah atas apa yang diberikan-Nya, yaitu berupa kerangka tulang yang berdiri tegak lurus. Allah juga mengistimewakan kita sebagai manusia dibandingakan semua makhluk-makhluk-Nya, dengan menjadikan tubuh kita terdiri dari sejumlah tulang-tulang yang besar, kecil, dan tulang-tulang rawan. Dia menyediakan sejumlah tulang-tulang tersebut sebagai penjagaan bagi organ-organ yang lunak dan lembek pada tubuh manusia. Dia juga menjadikan setiap di antara kedua tulang itu sendi-sendi sebagai penyambung keduanya.

Pada saat yang sama juga, Dia juga memberikan fleksibelitas gerakan yang menjadikan manusia mampu untuk berdiri, duduk, terlentang, membungkuk, membuka dan menggenggam tangan, dan lain sebagainya yang merupakan gerakan-gerakan pada manusia. Sebagai pernyataan syukur pada Allah SWT Sang Pencipta Pendesain Yang Maha Sempurna, selayaknya bagi setiap muslim untuk selalu beribadah kepada-Nya, bersyukur atas nikmat yang diberikan-Nya, dan mengutamakan dari setiap sendi-sendi pada tubuh mereka untuk bersedekah (beramal) setiap hari. Sebagaimana dalam hadits lain:“Setiap sendi pada tubuh manusia diminta sedekahnya (amalannya) setiap hari mulai dari terbit matahari. Mendamaikan di antara kedua orang yang bertengkar adalah sedekah. Membantu seseorang naik kendaraannya dan membawa barangnya adalah sedekah. Perkataan yang baik adalah sedekah. Setiap langkah menuju shalat adalah sedekah. Dan membuang duri dari jalan juga sedekah.” (Shahih Bukhori).

Karena tanpa pemberian-Nya, tidaklah mungkin bagi setiap manusia menikmati keberadaan sendi ini di dalam kehidupan.

Perkara yang mengagumkan di dalam hadits Rasulullah ini adalah penyebutan jumlah sendi-sendi pada tubuh manusia dengan sangat detail (360 sendi) di zaman yang pada saat itu tidak tersebar sedikitpun pengetahuan tentang anatomi tubuh dan jumlah kerangka tulang beserta sendi-sendi di dalamnya. Bayangkan bagaimana itu terjadi pada 1400 tahun lalu (permulaan abad ke-7 masehi) di dalam lingkungan yang tidak ada ilmu pengetahuan, penelitian, dan penerbitan!!! Sedangkan kita yang telah hidup di awal abad 21 ini, kebanyakan tidak mengetahui jumlah sendi-sendi pada tubuh kita sendiri. Bahkan sejumlah besar para profesor-profesor kedokteran dan spesialis bedah tulang pun tidak mengetahui secara pasti jumlah tulang-tulang ataupun sendi-sendi pada tubuh manusia. Kebanyakan jawaban mereka hanya terkaan-terkaan dan perkiraan, yaitu antara 200 sampai dengan 300 tulang dan 100 sampai dengan 300 sendi.

Ensiklopedia dunia (The Global Encyclopedia) juga hanya menentukan jumlah-jumlah tulang dan sendi di dalam kerangka tubuh manusia dan meletakkannya di dalam pengelompokan besar. Sebagai contoh di dalam ensiklopedia Inggris yang mengumpulkan dan memisahkan tulang-tulang dan kerangkanya pada manusia dalam 3 kumpulan besar tanpa pembatasan, yaitu:

- Struktur pusat yang meliputi: tulang punggung dan sebagian besar tengkorak
- Struktur dalam yang meliputi: rongga dada, tulang rahang bawah, dan sebagian organ-organ tulang rahang atas.
- Terminal Struktur yang meliputi: tulang-tulang panggul (pelvis), tulang-tulang belikat, dan ujung-ujung pada tulang rawan.

Di dalam The Hatchinson Encyclopedia yang tersebar pada tahun 1995 juga menyebutkan jumlah tulang-tulang di dalam kerangka tubuh pada manusia hanya 206 saja.
Akan tetapi seorang Doktor muslim bernama Hamid Ahmad Hamid di dalam bukunya yang mengagumkan dengan judul yang sangat bagus ‘Perjalanan Iman di dalam tubuh manusia’, menyebutkan dengan sangat detail 360 sendi-sendi pada manusia, sebagaimana yang ditetapkan Rasulullah di dalam haditsnya pada 1400 tahun lalu. Penjelasan secara detail dari DR. Hamid sebagai berikut:

1. 147 sendi-sendi yang terdapat pada tulang punggung:
- 25 sendi di area tulang punggung
- 72 sendi di antara tulang punggung dan tulang rusuk.
- 50 sendi di antara tulang punggung.

2. 24 Sendi-sendi yang terdapat pada dada:
- 2 sendi di antara 2 tulang dada dan rongga dada
- 18 sendi di antara dada dan rusuk
- 2 sendi di antara tulang selangka dan tulang bahu
- 2 sendi di antara tulang bahu dan dada.

3. 86 sendi-sendi yang terdapat pada area atas:
- 2 sendi di antara 2 tulang bahu
- 6 sendi di antara 2 siku tangan
- 8 sendi di antara 2 pergelangan tangan
- 70 sendi di antara tulang-tulang tangan.

4. 92 sendi yang terdapat pada area bawah:
- 2 sendi di antara 2 paha
- 6 sendi di antara 2 lutut
- 6 sendi di antara 2 mata kaki
- 74 sendi di antara 2 kaki
- 4 sendi di antara tulang lutut

5. 11 sendi yang terdapat pada tulang panggul:
- 4 sendi di antara tulang punggung dan tulang ekor
- 6 sendi di antara tulang pangkal paha
- 1 sendi pada simfisis pubis (pubic symphysis).
Jumlah keseluruhan adalah: 147+24+86+92+11= 360 sendi.

Semua sendi-sendi yang terdapat pada tubuh manusia ini mampu bergerak secara sistematis sehingga manusia sangat fleksibel dalam pergerakannya. Adapun sendi-sendi yang tertanam di antara tulang tengkorak tidak termasuk dalam sendi-sendi pergerakan bebas pada tulang-tulang manusia yang disebutkan tadi. Sendi juga dikenal dengan nama ‘sinovial arthritis’ (pelumas) karena mengandung cairan yang membantu pergerakan tulang tanpa membentur satu sama lain. Sebagai contohnya adalah sendi paha (sendi peluru) berbentuk bola yang terdapat pada ujung tulang yang bulat yang memenuhi cekungan pada pinggang sehingga tulang paha mampu bergerak dengan sangat mudah ke arah manapun. Dan juga sendi yang terdapat pada tulang kering (sendi engsel) mampu memudahkan pergerakan keduanya secara fleksibel. Begitu juga sendi yang terdapat pada lutut yang bekerja sebagai rel sehingga memudahkan pergerakan kedua betis. Tanpa struktur yang mengagumkan yang diberikan oleh Allah SWT tadi, niscaya manusia tidak akan bisa bergerak bebas sebagaimana yang dilakukan mereka saat ini.

Adapun ‘sliding arthritis’ adalah sendi-sendi permukaan yang saling bersentuhan dan mampu membuat tulang-tulang yang saling bertemu ketika bergerak ke arah samping dan arah depan ke belakang.

Sendi pada 2 tulang punggung atas (tulang punggung terdiri dari banyak ruas-ruas tulang yang saling bersambungan) mempunyai struktur khusus yang memungkinkan manusia memutar kepalanya dari samping ke arah lain dengan sangat mudah, karena sirkulasi pada ujung pada salah satu 2 ruas tulang punggung yang berbentuk bulat yang bersambungan di dalam cekungan pada ruas yang lain.

Kerangka tulang pada manusia yang terdiri dari kombinasi berbagai tulang, disamping berguna untuk menopang tubuh, membentuknya, dan menjaga organ-organ lunak yang sangat sensitif, dia juga memberikan sandaran yang keras untuk otot sehingga mampu tegak.

Jikalau tanpa sendi-sendi yang diberikan oleh Allah SWT untuk bergerak secara fleksibel, maka manusia tidak akan bisa bergerak bebas. Dan jikalau hanya ada satu saja sendi yang tidak berfungsi pada tubuh mereka, niscaya mereka akan merasakan sakit, nyeri, dan berbagai kesulitan yang sangat banyak ketika bergerak.

Inilah gambaran anatomi berdasarkan hadits Rasulullah yang tidak bisa dibantah oleh manapun baik, dokter, spesialis, dan berbagai ahli kedokteran. Sudah jelas bagaimana hebatnya umat muslim mempunyai seorang Rasul yang juga ahli dalam anatomi tubuh manusia. Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa ashhabihi ajma’in. Semoga kita di akhirat kelak termasuk sebagai umatnya karena selalu mengamalkan haditsnya, amin…

Sumber :
http://lieberai.blogspot.com/2010/03/sesungguhnya-allah-telah-menciptakan.html

Gorengan Perparah Radang Sendi

ADANG sendi merupakan penyakit yang umum dijumpai pada orang lanjut usia. Ada dua tipe radang sendi, yaitu osteoarthritis dan rematik arthritis. Osteoarthritis merupakan jenis radang sendi yang paling umum dan biasanya muncul di usia 40 sedang rematik arthritis bisa menyerang semua usia.

Rematik arthritis paling berbahaya karena merusak jaringan ikat sendi (ligamen) dan tendon yang menyatukan tulang dan otot. Sedang pada kasus osteoarthritis, tulang membesar sehingga ruang di antara tulang semakin menyempit. Penyempitan ini akan membuat tulang saling bergesakan dan menimbulkan rasa sakit.

Untuk mencegah radang sendi, berikut beberapa langkah alami yang bisa menjadi panduan Anda:

Pijat dengan minyak. Mereka yang melakukan pijat dengan minyak setiap hari berisiko lebih kecil menderita rasa sakit pada persendian. Tubuh mereka membangun kekuatan untuk mentolerir kelelahan. Pijat dengan minyak sebaiknya dilakukan paling tidak empat kali sebulan.

Pijat kaki. Pijat kaki berfungsi meningkatkan daya pandang. Selain itu, pijat kaki juga membantu meredakan masalah kaki kering, membengkak dan kasar. Kaki menjadi lebih kuat dan lembut. Cara ini bisa mencegah gangguan yang terkait dengan saraf rasa sakit.

Atasi konstipasi. Ini merupakan langkah awal mencegah radang sendi. Menurut sistem pengobatan Ayurveda, rasa sakit akibat radang sendi disebabkan oleh buruknya kondisi udara di dalam tubuh. Konstipasi menghentikan aliran udara yang benar di dalam tubuh, sehingga memperparah rasa sakit. Anda bisa mengatasi masalah angin ini dengan mengonsumsi bawang putih dan jahe, satu hingga dua gram sehari.

Perbaiki sistem pencernaan dan metabolisme. Pada dasarnya, radang sendi disebabkan oleh gangguan pencernaan dan metabolisme tubuh.

Hindari gorengan. Makanan yang digoreng sulit dicerna dan memicu gangguan pencernaan yang memperparah radang sendi.

Hindari buah-buahan yang asam.

Kecuali kacang hijau, semua kacang-kacangan memperparah radang sendi.

Ada baiknya menghindari nasi di malam hari. Selain itu, nasi yang sudah dimasak selama tiga hingga empat jam sebaiknya tidak dikonsumis. Nasi yang sudah berjam-jam ini dinyatakan bisa memperparah aliran udara di dalam tubuh.

Hindari makan berat.

Hindari gaya hidup bermalas-malasan serta aktivitas fisik berlebih. Duduk diam akan memicu kekakuan persendian sedang aktivitas berlebih memicu kerusakan ligamen. Jika persendian meradang, ada baiknya mengistirahatkan area yang terserang tersebut.

Minum paling tidak satu liter air begitu bangun di pagi hari. Hindari mengonsumsi makanan apa pun selama satu jam setelah minum. Jika tidak bisa minum sebanyak ini, paling tidak minumlah dua gelas.

Konsumsi pisang. Pisang dinyatakan bagus karena membuat persendian lebih berpelumas dan bisa menguatkan persendian.

Minum jus wortel. Cara ini berfungsi meningkatkan kekuatan jaringan pengikat sendi (ligamen). Selain itu, jus wortel juga berfungsi menguatkan jantung, otak, hati, kandung empedu dan tulang. Wortel menganduing besi, sulfur, karoten, vitamin A dan asam fosfat.

Olahraga sedang selama 30 menit sehari bisa membantu mencegah kekakuan serta rasa sakit. Menggunakan persendian secara teratur tetapi dengan hati-hati merupakan kunci menjaga kesehatan persendian. (IK/OL-08)


Sumber :
Ikarowina Tarigan
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/02/09/2152/11/Gorengan-Perparah-Radang-Sendi

Tiga Makanan Perangi Nyeri Sendi

Selain pengapuran, keluhan nyeri sendi juga bisa dipicu peradangan dan pengeroposan.

Nyeri atau peradangan di sekitar persendian menyiksa jutaan orang di dunia. Selain pengapuran atau penimbunan kalisium, keluhan nyeri sendi juga bisa dipicu peradangan jaringan pengikat dan pengeroposan tulang rawan (osteoarthritis).

Pada level terparah, gangguan semacam itu bisa berujung pada pembedahan. Seperti dikutip dari laman Readers Digest, lakukan pencegahan dengan mengonsumsi tiga makanan berikut.


Kedelai

Berdasar penelitian Universitas Oklahoma State, konsumsi kedelai setiap hari selama tiga bulan bisa menggantikan manfaat obat-obatan pereda nyeri sendi. Kedelai kaya isoflavon, hormon tanaman dengan sifat antiperadangan.

Studi dilakukan terhadap sejumlah responden yang diminta mengkonsumsi minuman campuran bubuk kedelai mengandung protein 40 gram. Salah satu peneliti, Bahram H. Arjmandi, PhD, mengatakan, asupan isoflavon bisa diperoleh dengan konsumsi susu rasa kedelai, edamame, dan burger kedelai.


Buah

Penelitian yang dilakukan terhadap 293 orang dewasa di Australia terungkap, banyak makan buah mengurangi risiko pengembangan lesi sumsum tulang yakni tanda memburuknya kondisi osteoartritis lutut dan rasa sakit. Buah yang banyak mengandung vitamin C seperti kiwi, jeruk, mangga, dan pepaya diklaim bisa melindungi sendi lutut dan mendukung strukturnya agar tetap kuat.


Ikan

Banyak studi mengungkap bahwa ikan dan minyak ikan mengurangi nyeri sendi dan kaku akibat rheumatoid arthritis. Omega-3 asam lemak yang ditemukan dalam ikan juga dapat menghalangi pembentukan bahan kimia penyebab peradangan osteoartritis.

Kata peneliti gizi Artemis P. Simopoulos, MD, makan dua porsi ikan berminyak, seperti ikan kembung atau ikan salmon, setiap minggu atau mengambil satu gram omega-3 dalam bentuk kapsul setiap hari sangat baik untuk menjaga kesehatan tulang dan mencegah nyeri sendi. (adi)


Sumber :
Pipiet Tri Noorastuti, Lutfi Dwi Puji Astuti
http://kosmo.vivanews.com/news/read/150824-tiga_makanan_perangi_nyeri_sendi

Berbagai Jenis Penyakit Sendi

Penyakit sendi atau linu pada tulang, sekarang tidak hanya diderita manula, umur yang berkisar 20-an pun bisa terkena penyakit ini. Hal ini diakibatkan karena pola hidup, makanan, lingkungan, udara, air, dan tanah yang semakin hari semakin terkontiminasi toksin. Sebenarnya, apa sih sakit sendi itu?

Penyakit sendi terjadi akibat peradangan pada sendi-sendi. Walaupun tidak menyebabkan kematian, penyakit ini bisa mengakibatkan kecacatan yang permanen. Manusia dalam melakukan aktivitasnya melakukan berbagai macam gerak, gerak tersebut ditumpu oleh tulang dan sendi (sistem gerak).

Gejala penyakit sendi pada umumnya adalah rasa sakit dan linu pada tulang serta rasa sakit pada waktu pagi atau malam hari (biasanya akibat kedinginan).

Gangguan pada Sendi

Gangguan pada sendi diakibatkan bukan hanya karena faktor intern namun juga datang dari luar ekstern penderita. Beberapa penyakit sendi di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Keseleo atau Terkilir

Gangguan ini diakibatkan karena gerak tiba-tiba atau gerak yang dipaksakan sehingga menimbulkan perubahan pada posisi sendi. Misalkan, jatuh dari tangga atau tempat ketinggian dan terkilir pada waktu lari. Akibat dari keseleo dan terkilir bisa mengakibatkan rasa sakit yang amat sangat dan mengalami bengkak.

2. Dislokasi

Gangguan ini terjadi di mana terjadi perubahan posisi awal sendi atau sendi mengalami perubahan posisi. Hal ini bisa disebabkan karena faktor gen atau bawaan dari lahir, namun masih bisa disembuhkan.

3. Artritis

Artitis lebih populer dengan istilah rematik, yaitu sakit pada sendi yang memberikan rasa sakit. Kadang sendi atau tulang akan mengalami perubahan posisi.

4. Ankilosis

Gangguan ini akan mengakibatkan jari-jari tidak dapat digerakkan. Jari mengalami mati rasa dan kaku.

5. Retak atau Patah Tulang

Retak atau patah tulang biasanya diakibatkan karena kecelakaan, benturan dan lain-lain. Patah tulang bisa disembuhkan, namun untuk oreng dewasa membutuhkan waktu lama dibandingkan dengan anak-anak. Hal ini disebabkan karena anak-anak masih dalam proses pertumbuhan. Keretakan tulang bisa menyebabkan luka pada sekitar tulang. Ini bisa menyebabkan timbulnya penyakit lain karena percahan-pecahan tulang bisa mengenai organ tubuh lainnya.

6. Kelainan Tulang

Pada tulang terdapat beberapa jenis kelainan, yaitu:

a. Mikrosefalus, adalah kelainan pertumbuhan pada tengkorak (tengkorak terlihat lebih kecil dari ukuran normal).

b. Rakitis, adalah kelainan pada tulang akibat kekurangan vitamin D dan bisa dicegah dengan membiasakan menjemur badan di pagi hari kisaran jam 7 sampai jam 10, perbanyak minum susu. Akibat kekurangan D ini penderita umumnya memiliki kaki yang berbentuk O,X

c. Osteroporosis, adalah kondisi di mana tulang rapuh, keropos, dan mudah patah. Biasanya osteoporosis disebabkan karena tubuh kekurangan kalsium dan penderitanya adalah lansia. Namun ternyata mereka yang berusia 20-an juga bisa terkena penyakit osteoporosis. Sekarang ini ada beberapa produk susu yang mengeluarkan susu khusus untuk mencegah penyakit ini.

Osteroporosis bisa disebabkan karena hal-hal berikut.

a. Usia, manula bisanya lebih rentan mengelami osteroporosis.
b. Menopause, umumnya wanita yang mau memasuki umur 50 tahun.
c. Kurangnya hormon estrogen, biasanya hormon ini berkurang pada waktu memasuki masa menopause. Hormon estrogen bisa dibilang adalah hormon pelindung untuk wanita untuk menangkal penyakit
d. Tubuh kekurangan vitamin D, vitamin D dalam tubuh berguna untuk pembentukan struktur tulang dan besi
e. Perokok, pecandu kopi, alkohol, dan obat-obatan.

Perubahan pada tulang juga bisa diakibatkan karena lingkungan yang tidak sehat. Terjadinya polusi atau pencemaran, baik dari udara, darat, dan air menyebabkan perubahan-perubahan fisik manusia semakin cepat.


Sumber :
http://www.anneahira.com/penyakit-sendi.htm

Sendi Berbunyi

Selamat malam dok,
nama saya khrisna, umur 22 tahun. saya mempunyai keluhan-keluhan kesehatan sebagai berikut :
1. Sendi-sendi saya pada berbunyi jika saya melakukan gerakan agak berat (sendi kaki, lutut, pinggul, pergelangan tangan, siku, pundak) kesannya seperti keropos.
2. saya memiliki berat badan 45 kg dengan tinggi badan 170. saya sudah berusaha mengkonsumsi makanan bergizi untuk menambah berat badan saya. tetapi tidak bisa, tubuh seperti tidak bisa menyerap zat-zat makanan.
3. Saya mudah sekali mengantuk.
4. Bila saya minum air, sebentar kemudian saya kepingin buang air kecil.
5. Bagian bawah perut saya kadang-kadang keras dan sakit.
6. Pinggang kadang-kadang pegal.
Demikian dok keluhan saya, sudah sekitar 1 tahun ini. kira-kira penyakit apa itu ya dok? atas dijawabnya pertanyaan ini saya mengucapkan banyak terima kasih.

-Khrisna-


Jawaban:

Saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudara Krisna satu-persatu:

1. Bunyi-bunyi pada sendi bisa merupakan hal yang normal atau bisa juga merupakan sebuah patologis (penyakit/kelainan). Keadaan patologis biasanya disertai nyeri ketika digerakkan. Namun dapat juga tanpa disertai nyeri. Pada keadaan normal, hal ini dapat terjadi karena produksi cairan sendi yang kurang. Tiap orang berbeda dalam memproduksi jumlah cairan sendinya. Apabila hal tersebut sangat mengganggu, saudara dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan Dokter Bedah Orthopaedi (Dokter Bedah Tulang).

2. Berat Badan (BB) yang kurang dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti pola makan yang kurang benar (makan kurang dari 3 kali sehari), asupan gizi yang tidak cukup, tidak cukup air, dll. Berat badan yang kurang juga bisa disebabkan keturunan, dalam arti bakat anda memang berpostur kurus. Selain itu, menderita suatu penyakit tertentu dapat menyebabkan pertumbuhan BB terhambat. Sebaiknya coba berkonsultasi dengan dokter saudara.

3. Suplai oksigen yang kurang ke otak membuat kita merasa mengantuk. Hal ini dapat disebabkan karena:

- kadar O2 di sekitar kita yang kurang
- zat pembawa O2 (Hemoglobin) dalam darah yang kurang atau
- tekanan darah yang kurang sehingga cairan darah ke otak pun kurang
Untuk meningkatkan kadar Hemoglobin disarankan untuk mengkonsumsi zat-zat pembentuk Hemoglobin seperti asam folat, B12, zat besi, dll yang banyak terdapat dalam sayuran berwarna hijau dan hati. Sementara tekanan darah yang kurang dapat diatasi dengan banyak minum, olah raga teratur seperti aerobik 30 menit sebanyak 3 x seminggu.
Orang yang cacingan pun mudah mengantuk karena zat-zat gizi untuk pembentukan Hemoglobin diserap oleh cacing. Rasa kantuk juga dapat disebabkan oleh rasa bosan. Bila memang hal ini yang terjadi pada saudara, cobalah untuk melakukan hal-hal baru dan menyenangkan.

4. Ingin buang air kecil setelah minum adalah hal yang wajar bagi orang-orang yang jarang minum, karena kondisi tubuh sudah terbiasa dalam keadaan kurang cairan. Hal ini akan hilang dengan sendirinya bila kita mengkonsumsi cukup air putih 2 liter/hari diluar air teh, sirup, kopi, susu dll selama + 1 bulan secara rutin.
Â
5. Nyeri pada perut dapat disebabkan oleh kelainan pada organ-organ disekitarnya seperti usus, salurang kencing, otot jaringan lunak dan organ reproduksi pada wanita. Sayangnya saudara kurang memberi informasi dimana tepatnya lokasi sakit, seberapa sering rasa sakitnya muncul dan sudah berapa lama.
Namun biasanya, nyeri yang hilang dan timbul pada bagian perut disebabkan oleh beberapa hal seperti radang usus buntu kronik atau terdapat batu di saluran kencing. Untuk memastikan penyebabnya, sebaiknya konsultasikanlah hal ini dengan dokter.

6. Pinggang yang pegal dapat disebabkan dari ototnya karena sering kerja mengangkat benda-benda yang berat dengan cara yang salah, kurang olah raga, dll.
Demikianlah jawaban saya, semoga bermanfaat dan terima kasih atas pertanyaannya.

(Dr. Lian Marliana)

Sumber :
http://www.mer-c.org/penyakit-kulit/92-sendi-berbunyi.html

Nyeri Sendi

Deskripsi
Nyeri sendi dapat disebabkan oleh berbagai jenis cedera atau kondisi. Tidak peduli apa penyebabnya, nyeri sendi bisa sangat mengganggu. Hal ini sangat umum diderita orang yang berusia lebih dari 45 tahun.

Nyeri sendi juga bisa disebabkan oleh radang kandung lendir (radang bursae). ara bursae adalah kantung berisi cairan yang bantal dan pad kurus prominences, memungkinkan otot dan tendon bergerak dengan bebas di atas tulang.

Penyebab lain nyeri sendi antara lain arthritis, Nekrosis aseptik, tulang rawan, tumor tulang, patah tulang, kesleo, atautendinitis.

Gejala
Nyeri pada sendi kaki, tangan, lutut.

Perawatan
Pengobatan menyesuaikan penyebab. Untuk memulihkan kondisi penderita biasanya medis emnyarankan untuk mengurangi aktivitas. Selain itu pengobatan yang dapat dilakukan antara lain mandi air hangat, pijat, dan latihan peregangan harus dilakukan sesering mungkin. Obat yang dapat dikonsumsi antara lain obat anti inflamasi yang dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Sumber: medlineplus, UMM, dan jointpain.com. Dalam :

http://health.detik.com/read/2009/10/15/100959/1221851/770/nyeri-sendi?l993306770

Gangguan dan Kelainan pada Tulang & Sendi

Orang yang mengalami patah tulang biasanya dirawat dengan memasang ”gips” pada daerah tulang yang patah, misal kaki.

Menurut Anda apa maksud kaki orang itu ”di gips”?
Dapatkah tulangnya yang patah itu tersambung kembali?

Patah tulang merupakan salah satu dari gangguan atau kelainan pada tulang. Kelainan atau gangguan tersebut sering terjadi dan dapat Anda amati di sekitar Anda. Selain karena gangguan mekanis (misalnya pada patah tulang), kelainan tulang dapat terjadi akibat infeksi, gangguan fisiologis, gangguan persendian, dan kesalahan sikap.


Gangguan Mekanis

Gangguan mekanis pada tulang dapat terjadi akibat jatuh atau benturan dengan benda keras (pukulan). Gangguan ini dapat menyebabkan hal-hal berikut.

Fisura atau retak tulang, dapat diperbaiki karena periosteum akan membentuk kalus (sambungan).

Fraktura atau patah tulang, umumnya terjadi pada tulang pipa. Apabila tulang yang patah sampai keluar kulit disebut patah tulang terbuka, sedangkan jika tidak sampai keluar kulit disebut patah tulang tertutup.

Memar sendi, apabila selaput sendi mengalami robek.

Urai sendi yaitu memar sendi yang diikuti lepasnya ujung tulang dari persendian.


Gangguan Fisiologis

Gangguan ini mengakibatkan kelainan di antaranya berupa:

Hidrocephalus yaitu suatu kelainan yang ditandai pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga dalam otak sehingga kepala membesar, disebut juga megalochephalus.

Mikrocephalus yaitu gangguan pertumbuhan tulang tengkorak akibat kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang pada bayi.

Osteoporosis yaitu pengeroposan tulang yang terjadi karena kekurangan hormon sehingga tulang mudah patah dan rapuh.

Rakhitis yaitu gangguan tulang karena kekurangan vitamin D. Biasanya terjadi pada anak-anak dalam masa pertumbuhan. Akibatnya pertumbuhan tulang terganggu sehingga bentuk kaki membelok keluar (berbentuk huruf X) atau membengkok ke dalam (berbentuk huruf O


Kesalahan Sikap

Kesalahan sikap (misal sikap duduk) dapat mengakibatkan beberapa kelainan berikut.



Lordosis yaitu jika bagian leher dan panggul terlalu membengkok ke depan.

Kifosis yaitu jika bagian punggung terlalu membengkok ke belakang.




Skoliosis yaitu jika bagian punggung membengkok ke kanan atau ke kiri.

Gangguan Persendian

Persendian dapat mengalami beberapa kelainan atau gangguan, di antaranya sebagai berikut.

Ankilosis yaitu persendian yang tidak dapat digerakkan karena seolah-olah kedua tulang menyatu.

Dislokasi yaitu sendi bergeser dari kedudukan semula.

Terkilir atau keseleo yaitu tertariknya ligamen akibat gerak yang mendadak.

Artritis yaitu peradangan pada satu atau beberapa sendi dan kadang-kadang posisi tulang mengalami perubahan



Infeksi Sendi

Kelainan tulang akibat infeksi antara lain sebagai berikut.

Artritis eksudatif yaitu peradangan pada sendi dan terisi cairan nanah.

Artritis sika yaitu peradangan sendi sehingga rongga sendi menjadi kering (kekurangan minyak sinoval).

Layuh sendi atau layuh semu yaitu suatu keadaan tidak bertenaga pada persendian akibat rusaknyac akraepifisis tulang anggota gerak.

Nekrosis yaitu kerusakan pada cakraepifisis tulang hingga sebagian tulang mati dan mengering.

Kuman sifilis dan TBC juga dapat menyebabkan infeksi sendi.



Sumber :
http://www.ardianrisqi.com/2010/10/gangguan-dan-kelainan-pada-tulang-sendi.html

Hati-hati, Sepatu Hak Tinggi Pemicu Radang Sendi

Bagi sebagian besar wanita, memakai sepatu berhak tinggi ("high heels") kerap menjadi "obat mujarab" untuk mengatasi rendah diri, tepatnya rendah diri yang disebabkan postur tubuh yang rendah. Tapi, "high hells" juga merupakan pangkal utama terjadinya osteoarthritis (radang sendi) pada kaum hawa.

Sepatu berhak tinggi ibarat belati yang mengiris-iris dan menekan sendi-sendi kaki wanita, namun hingga kini tetap saja jutaan perempuan di dunia menikmati "hubungan intim" dengan sepatu itu. Pandangan para wanita pecinta sepatu hak tinggi mungkin akan berubah jika mereka menyimak penelitian mutakhir dari para peneliti Iowa State University (ISU), Amerika Serikat, yang mempelajari efek berjalan dengan "high heels" dan gaya yang bekerja pada sendi rendah.

Dalam penelitian tersebut, dua ahli sendi (kinesiolog) Universitas Iowa Danielle Barkema dan Profesor Phil Martin mengungkapkan bahwa alas kaki berhak tinggi akan mengirimkan gelombang kejut dari tumit hingga tubuh dan memberikan tekanan besar pada bagian dalam lutut. "Jika hal ini berlangsung terus-menerus, wanita yang kerap bersepatu hak tinggi bisa terkena degenerasi sendi," kata Danielle Barkema yang tengah melakukan tesis di ISU, seperti dikutip laman mail.online.com.

Barkema dan Martin juga menyimpulkan semakin tinggi hak sepatu seseorang, semakin tinggi pula resiko terserang osteoerthritis dan peradangan sendi. Danielle Barkema bersama Profesor Martin telah meneliti 15 wanita yang menggunakan sepatu berhak dua inci, 3,5 inci, dan sepatu tanpa hak.

Mereka menggunakan sensor akseleromater dan peralatan laboratorium seperti platform dan kamera, untuk menangkap gerakan sendi pada kelimabelas wanita tersebut. Sensor dan kamera merekam pola persinggungan sendi-sendi pada kaki mereka dan dampaknya pada pola gerakan tubuh secara keseluruhan.

Barkema menyimpulkan sepatu dengan hak dua inci atau lebih, berkontribusi terhadap timbulnya radang sendi lutut, mengubah posisi pergelangan kaki, lutut, panggul yang menciptakan ketegangan pada punggung bawah dan bisa mengubah postur tubuh wanita. Penelitian dari ISU sebelumnya telah menemukan bahwa sepatu berhak tinggi mengubah karakteristik seseorang saat berjalan. Mereka yang suka bersepatu hak tinggi biasanya berjalan pelan dan langkah mereka lebih pendek.

Mereka yang biasa menggunakan sepatu hak tinggi, katanya, juga akan mengalami kompresi pada bagian dalam lutut, yang tinggi. "Posisi tumit, pada pengguna 'high heels' lebih tinggi. Ini berarti, mereka berjalan dengan tumpuan tumit yang lebih tinggi. Jika sepatu berhak tinggi dipakai dalam jangka waktu yang panjang, dari waktu ke waktu, niscaya bisa berkontribusi pada degenerasi sendi dan osteoartritis lutut, " kata Barkema dalam hasil studinya yang akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan Masyarakat Biomekanik, Amerika di Universitas Brown.

Pendapat Barkema didukung oleh fakta-kata dari penelitian ISU terdahulu yang telah banyak mengungkap bahwa ada hubungan positif antara sepatu hak tinggi dan perubahan persendian pergelangan kaki dan lutut.
"Saya pikir kesimpulan Danielle tepat. Memakai sepatu hak tinggi secara teratur menempatkan orang pada risiko semakin tinggi tumit, yang berakibat pula semakin besar risiko peradangan pada sendi," kata Profesor Martin.

Barkema juga menemukan bahwa memakai sepatu hak - khususnya dua inci dan lebih tinggi, dapat mengubah postur tubuh dengan mengubah posisi panggul yang dapat menciptakan ketegangan pada punggung bawah. "Kami mencatat perubahan-perubahan dalam sikap serta dari berbagai sudut, seperti lutut dan sudut pergelangan kaki. Perubahan yang paling dramatis terjadi pada pergelangan kaki," katanya.

Penelitian tersebut, kata Barkema, terinspirasi dari saudara kembar Ashley, yang biasa melihat korban fisik dari sepatu hak tinggi yang dialami pada rekan-rekan kerjanya. Ashley bekerja sebagai seorang manajer ritel di sebuah toko serba ada di Chicago beberapa tahun yang lalu. Asley dan sebagian besar rekan-rekan kerjanya, memakai sepatu hak tinggi setiap hari. "Dia melihat banyak perempuan, terutama perempuan tua yang telah memakai sepatu hak tinggi secara teratur, memiliki berbagai masalah dengan lutut dan pinggul mereka," ujar Danielle Barkema.

Namun demikian Barkema tidak menyarankan perempuan untuk berhenti memakai sepatu hak tinggi sama sekali. "Saya memberitahu teman saya untuk mencoba memakai sepatu hak tinggi yang dimoderasi dan sekali waktu untuk memakai sepatu berhak rendah," katanya.


Sumber :
Krisman Purwoko/ant dalam :
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/10/08/13/130101-hatihati-sepatu-hak-tinggi-pemicu-radang-sendi

Penyakit Radang Sendi

Dua belas tahun ia hidup di atas kursi roda. Osteoartritis alias radang sendi bagai memenjarakannya. Akibat penyakit itu,Wihardja Zain –begitu nama pria itu – tak mampu lagi berjalan. Jari tangan dan jari kaki membengkok dan dari sela-sela keluar cairan putih lengket seperti cat. Untuk mengurangi kejenuhan, ia lebih banyak membaca buku dalam rumah di Gegerkalong, kota Bandung.

Penyakit itu menyambangi Wihardia setelah kaki kanannya terkilir. la tak menduga kecelakaan itu berdampak dahsyat bagi tubuhnya. Ahli refleksiologi di Bandung yang didatangi menolak mengobati, lantaran jika direfleksi malah berdampak buruk. Anak ke-6 dari 10 bersaudara itu disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.

Tak ada pilihan baginya selain memenuhi saran itu. Alangkah kagetnya Wihardja saat divonis dokter mengidap radang sendi kronis. Ia memang merasakan seluruh tubuhnya nyeri dibarengi demam tinggi. Alumnus Sekolah Tinggi Theologi Jakarta itu terpaksa menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit di Jakarta. Asupan obat-obatan dari dokter bisa meredakan sendinya yang kaku dan linu saat kambuh. Namun, beberapa jam kemudian nyeri menusuk tulang kembali datang. Pada kondisi seperti itu, meronta pun tak dapat dilakukan

Kondisi memburuk

Selama 4 hari di rumah sakit. Wihardja tidak merasakan kesehatannya membaik. Oleh karena itu, ia memilih melakukan pengobatan di rumah. Obat-obatan rematik dibelinya di apotek meski tanpa resep dokter. “Dosisnya terserah saya,” katanya. Jika dosis sehari 3 kali satu sendok makan tak mampu mengubah kondisinya. ia menaikkan menjadi dua kali lipat. la pernah menenggak dosis hingga 3 kali lipat ketika rasa nyeri akibat radang tak kuat dibendung. Asupan obat-obatan kimia itu berlangsung hingga 14 tahun.

Pada usia 46 lahun, dampak konsumsi obat kimia mulai tampak. Ginjal dan jantungnya tak mampu memfilter zat toksik dalam darah. Stroke dan rematik pun scgcra hinggap di tubuhnya sehingga is kembali dirawat di rumah sakit. Kali ini, dalam 2 hari mendapat perawatan dokter, kondisi kesehatan Wihardja membaik.
Bicaranya yang semula agak pelo mulai normal. Meski ayah satu anak itu tidak bisa beraktivitas dan hanya berbaring di tempat tidur lantaran tidak bertenaga.

Setahun di pembaringan menunggu kesembuhan. justru berdampak buruk bagi Wihardja. Organ-organ tubuhnya melemah, semakin sulit digerakkan. Satu per satu jari-jari tangan tak berfungsi. Awalnya ibu jari kaki kanan bengkok dan tak bisa dikembalikan ke posisi semula. berikutnya tulang beberapa jemarinya mencair bersama darah dan membentuk tonjolan daging mirip bisul. Lama ¬kelamaan, bengkak itu menghitam lantas mengeluarkan cairan putih susu dan lengket seperti cat.

Berkat gamat

Putus asa dengan obat -obatan kimia, Wihardja mencoba beralih ke obat-obatan herbal. Ia memanfaatkan antara lain sambiloto, mahkotadewa, dan daun murbay. Sayang, harapan kesembuhan bagai fatarmorgana. Di tengah kegalauan itu, Sudarti, istri Wihardja membaca artikel Trubus mengenai keampuhan gamat sebutan teripang di Malaysia- pada pengidap lupus sendi. Berharap terbebas dari derita sakit sendi, Wihardja menerima tawaran sang istri untuk minum gamat. Cairan bening agak kental itu diminum 3 kali sehari masing-masing 1 sendok makan.

Aneh luar biasa. “Baru satu sendok diminum, tangannya sudah bisa bergerak,” kata Sudarti. Padahal sudah 5 minggu jari jemari Wihardia tak bisa digerakkan. Tanda-tanda kesembuhan semakin tampak. Seminggu mengkonsumsi gamat, kakinya dapat dipijakkan di lantai. walau masih duduk di kursi roda. Kondisi Wihardja benar-benar pulih setelah rutin minum gamat selama 2 bulan. Kini pria murah senyum itu sudah bisa melakukan aktivitasnya mengetik sebagai penulis buku.
“Itu karena gamat tinggi kandungan kondroitin sulfat dan glukosamin,” kata Walter K.M.Yee, ahli nutrisi dari Malaysia. Kondroitin sulfat memacu pertumbuhan tulang baru, memperbaiki dan merawat tulang normal. Sedangkan glukosaminoglikan merupakan zat antithrombogenik pelancar peredaran darah yang menggumpal.
Pada 1992. studi klinis di Universitas Queensland, Australia, mengungkap gamat mengandung zat pembangun jaringan persendian yang rusak serta antipembengkakan. Sebab glukosamin dan kondroitin jumlahnya sedlikit pada pengidap radang sendi. Selain itu, gamat sumber utama vitamin A, B1, B2, B3, dan C, kalsium, besi, magnesium, dan seng yang berperan meregenerasi sel tubuh rusak dan penghadang gempuran penyakit.

Tulang rusak

Menurut Edward H. Yelin PhD dari Medicine and Health Policy, University of California San Fransisco, osteoartritis disebabkan proses produksi, perawatan dan perbaikan tulang rawan di dalam sel terganggu. Tulang rawan merupakan lapisan penutup tulang pada persendian. la berisi kondrosit penghasil protein kondroitin sulfat dan keratin sulfat.

Jumlah protein kondroitin berkurang bila produksi kondrosit terhambat. Itu terjadi bila secara terus menerus asupan gizi makanan kurang, salah gerakan saat berolahraga, dan kecelakaan. Akibatnya tendon, ligamen, dan urat pada sendi menyatu sehingga persendian kaku dan linu.

Lama-kelamaan tulang rawan tak berfungsi, retak, dan timbul pengapuran. Itu terjadi di tulang leher, punggung, dan seluruh persendian. Penderita mengalami hilang keseimbangan dan sulit berjalan. Jika dibiarkan sampai bertahun-tahun, sendi melebar dan terrjadi kontraksi otot karena sel responsif berlebihan memproduksi leukotrien dan sitokina. Kedua zat itu berperan sebagai komponen pembengkakan. Gejalanya diawali kulit memerah dan menbengkak dan serta suhu tubuh meningkat.

Penyembuhan radang sendi biasanya menggunakan obat kimia berkarakterstik nonsteroid serta antipembengkakan yang disebut NSAIDs. Namun penelitian P.M Brooks, SR Potter. dan Buchanan pada 1980 yang dikutip Journal Rheutatol 9 mengungkap obat obatan seperti ibuprofen, piroxicam, diclonac, fernoprofen hanya meredam rasa sakit dalam jangka pendek. Sementara efek sampingnya cukup banyak seperti nyeri lambung dan pencernaan, bisul, sakit kepala, dan memacu perusakan sendi.

Wajarlah jika hasil penelitian gamat oleh Dr Mittchell Kurk, dircktur medis Biomedical Revitalization Center of Lawrence, New York disosialisasikan. Temuan Kurk menunjukkan gamat dapat meningkatkan kesehatan fisik bagi 70% pengidap radang sendi dan tanpa efek samping. Tak heran, Departemen Kesehatan Australia dan Selandia Baru telah mengizinkan pengobatan radang sendi dengan gamat.
(Nina Fitriani).


Sumber :
Sembuh dari Derita Radang Sendi : Sumber : TRUBUS 439, Juni 2006, dalam :
http://www.penyakit.biz/penyakit-radang-sendi

Mewaspadai Pengapuran Sendi

Osteoartritis adalah penyakit sendi yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab terbanyak kecacatan dan disabilitas, terutama pada usia lanjut.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 40 persen penduduk dunia yang berusia lebih dari 70 tahun akan menderita osteoartritis (OA) lutut, 80 persen di antaranya berdampak pada keterbatasan gerak.

OA dikenal pula sebagai pengapuran sendi karena kelainan utama pada OA adalah kerusakan pada tulang rawan sendi. Tulang rawan sendi merupakan komponen sendi yang melapisi ujung tulang dalam persendian, yang berfungsi sebagai bantalan dan peredam kejut apabila dua ruas tulang yang berbenturan pada saat sendi digerakkan. Karena tulang rawan sendi tidak mempunyai persarafan, apabila terjadi benturan dua ruas tulang tidak akan terasa nyeri.

Kerusakan pada tulang rawan sendi dapat disebabkan oleh banyak faktor. Semua berakibat pada penipisan tulang rawan sendi, yang pada stadium akhir tulang rawan sendi demikian tipisnya sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya lagi. Seiring dengan penipisan tulang rawan sendi terbentuk osteofit, suatu tulang baru yang sebenarnya ditujukan untuk memperbaiki kerusakan yang muncul, tetapi gagal untuk mengatasi kerusakan tersebut. Bahkan, pembentukan osteofit akan menambah berat OA.

Selain itu, tulang di dalam persendian akan menebal, kaku, dan kurang elastik (kenyal) dalam mengantarkan beban tubuh. Sering terjadi radang pada lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang disebut sinovitis, yang pada jangka lama menyebabkan pula kerusakan bungkus sendi (kapsul). Hasil akhirnya adalah sendi yang cacat (lihat gambar).

Perlu diingat dalam hal ini, pengapuran sendi tidak mempunyai hubungan dengan zat kapur (kalsium), kata yang lebih tepat mungkin ialah karatan. Demikian pula masyarakat perlu membedakan antara osteoartritis (pengapuran sendi) dan osteroporosis (keropos tulang) karena keduanya sangat berbeda walaupun mempunyai nama yang mirip.

Gejala klinik

OA umumnya menyerang sendi penopang tubuh, seperti sendi lutut (paling sering), panggul, tulang belakang bagian lumbal (pinggang) dan servikal (tengkuk). OA dapat juga mengenai sendi jari tangan terutama sendi interfalang distal (DIP) dan proksimal (PIP).

Perjalanan klinik OA berlangsung progresif sangat lambat. Sebenarnya proses OA sudah dimulai pada usia sekitar 40 tahun, yaitu saat gejala klinik belum muncul. Kemudian berjalan terus sampai timbul gejala klinik pada usia sekitar 50 tahun. Setelah muncul gejala klinik, penderita mulai merasa ada gangguan yang mula-mula ringan, bertambah lama bertambah berat, dan akhirnya terjadi cacat sendi dan mengakibatkan disabilitas.

Jarak antara saat muncul gejala klinik sampai terjadi cacat sangat bervariasi, tetapi umumnya berlangsung belasan tahun. Pada usia di atas 65 tahun seorang penderita OA lutut (lokasi OA yang tersering) akan kesulitan berjalan, bahkan akhirnya harus menggunakan kursi roda.

Gejala klinik dari OA meliputi nyeri sendi, kaku sendi, bengkak sendi, kelemahan, dan disabilitas. Nyeri sendi sebagai keluhan awal pasien OA muncul setelah sendi terserang digunakan secara berlebihan dan berkurang jika diistirahatkan. Apabila OA bertambah lanjut, terutama bila komponen inflamasi nyata, nyeri dapat muncul saat istirahat.

Pada sendi yang terletak di dalam, misalnya, sendi panggul, biasanya pasien sukar untuk menentukan lokasi. Sementara untuk sendi permukaan, seperti sendi jari tangan (carpometacarpal), pasien lebih dapat segera menentukan lokasi nyeri. Sebagaimana halnya dengan penyakit rematik lainnya, maka nyeri dapat diperberat oleh rasa dingin atau cuaca dingin. Pada keadaan yang lebih jarang nyeri dapat diperberat oleh panas.

Kaku sendi dirasakan sebagai sensasi pada sendi sebagai diikat dan lambat/susah bergerak. Keadaan ini biasanya tak selalu berhubungan dengan nyeri, tetapi banyak pasien tidak dapat membedakan antara nyeri dan kaku sendi. Kaku sendi biasanya muncul pada pagi hari atau setelah periode inaktif dan hilang setelah 15-30 menit.

Pembengkakan sendi merupakan tanda yang dapat dilihat dan dikeluhkan pasien terutama dari segi kosmetik, terutama bila menyebabkan deformitas di tangan.

Kelemahan dan disabilitas diartikan sebagai berkurangnya kemampuan untuk mobilisasi yang dapat diakibatkan nyeri, kaku sendi, abnormalitas sendi, deformitas, kontraktur jaringan lunak, akibat osteofit, spasme otot, dan atrofi otot. Disabilitas tergantung dari sendi yang terserang, jumlah sendi yang terkena, lama dan beratnya penyakit, serta toleransi pasien untuk mengatasi gejala tersebut.

Pengobatan dan pencegahan

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menghentikan proses OA, apalagi memperbaiki kerusakan tulang rawan sendi yang telah terjadi. Yang ada adalah beberapa obat yang diduga dapat memperlambat proses OA (antara lain glukosamin/kondroitin, asam hialuronat dan diacerhein).

Saat ini pasien masih lebih bergantung pada obat simptomatik untuk mengurangi nyeri dan peradangan (analgetik dan anti-inflamasi nonsteroid), yang pada penggunaan jangka panjang mempunyai efek samping perdarahan saluran cerna dan gangguan fungsi ginjal. Fisioterapi dan rehabilitasi merupakan pula modalitas untuk mengatasi nyeri, mencegah terjadinya cacat, dan mengatasi disabilitas dengan cara melalukan berbagai latihan fisik dan penggunaan berbagai alat bantu. Apabila semua gagal, dapat dilakukan pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak.

Program pencegahan pada OA bertujuan menghindari munculnya OA (jika belum terjadi OA) dan menghambat progresivitas OA (apabila sudah terjadi OA). Berbagai faktor risiko OA yang dapat dimodifikasi bisa dilihat pada tabel. Selain itu, beberapa hal yang bisa memicu OA, seperti obesitas, trauma berat, penggunaan sendi berlebihan, sepatu atau alas kaki yang kurang tepat, juga bisa diatasi sejak dini.

Pencegahan obesitas memberi manfaat tidak saja bagi kesehatan sendi, tetapi untuk penyakit tidak menular lainnya. Mereka yang berberat badan lebih mempunyai prevalensi OA lutut yang tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa obesitas mendahului kejadian OA dan selanjutnya meningkatkan progresivitas radiologik OA. Pada mereka yang obese, setiap penurunan berat badan lima kilogram akan mengurangi risiko OA 50 persen.

Trauma berat terutama pada sendi lutut pada usia dini akan memicu munculnya OA yang lebih cepat. Edukasi untuk mencegah trauma adalah dengan penggunaan pelindung lutut pada para pekerja dan mereka yang senang berolah raga perlu ditingkatkan. Selain itu, penggunaan sendi berlebihan bagi para pekerja yang banyak berjalan, berdiri lama, naik-turun tangga, jongkok lama, dan memanggul beban perlu melindungi sendinya.

Sepatu yang terlalu tinggi, sempit, berat, alas sepatu (sol) yang keras dan kurang lentur juga merupakan faktor risiko OA lutut yang dapat dimodifikasi.

(Prof Dr dr Harry Isbagio SpPD-KR KGer Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam, Konsultan Reumatologi dan Geriatri, FKUI/RSCM)


Sumber: www.kompas.co.id, dalam :
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1136428286,60808,

Waspadai Pengapuran pada Sendi

Jika jari terasa pegal, paling enak memang menarik jari-jari hingga berbunyi gemeretuk. Begitupun ketika pinggang terasa pegal, langsung memutir tubuh hingga bunyi gemeretuk. Setelah itu, pegal rasanya hilang seketika. Tetapi benarkah demikian?

Karena menurut dokter spesialis tulang (orthopedik) RS Siaga, dr Lukman Shebubakar, jari-jari atau sendi kaki yang suka mengeluarkan bunyi gemeretuk merupakan pertanda bahwa seseorang menderita pengapuran pada sendi atau osteoarhritis.

"Berbeda dengan osteoporosis yang berarti pengapuran pada tulang, maka osteoarhritis adalah pengapuran pada sendi," kata dr Lukman Shebubakar dalam sebuah seminar tentang osteoarhritis, di Jakarta, belum lama ini.

Dijelaskan, tubuh manusia terdiri atas 206 tulang dan 230 sendi. Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan sendi dan tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan.

"Pengapuran sendi pasti akan dirasakan setiap orang, terutama oleh orang yang sudah berusia lebih dari 40 tahun. Akan tetapi, hal itu dapat terjadi lebih dini," ujarnya.

Osteoarhritis bisa dialami orang dewasa yang pernah mengalami kecelakaan, infeksi pada sendi, atau bisa juga pada bayi yang mengalami kelainan bawaan.

"Osteoarhritis bisa terjadi hampir pada semua sendi. Biasanya terjadi pada sendi yang biasa menahan beban berat dan juga pada sendi yang sering digunakan, misalnya lutut, pinggul, punggung atau tulang belakang, tangan, dan kaki," tuturnya.

Gejala yang ditimbulkan dari osteoarhritis datang secara bertahap. Biasanya diawali dari satu sendi, adanya nyeri sendi, kesulitan naik dan turun tangga, sulit berdiri setelah lama duduk atau jongkok.


Orang-orang yang rentan dan berisiko tinggi terkena penyakit itu adalah orang yang pekerjaannya menimbulkan penekanan berulang pada sendi. "Penyakit yang timbul jika terjadi pengapuran pada sendi bisa sampai mengakibatkan berubahnya bentuk sendi," ucapnya.


Mengapa terjadi pengapuran?

Dr Lukman menjelaskan, sendi lutut merupakan sendi dengan beban kerja yang cukup berat. Saat berdiri tegak, sendi itu dalam posisi mengunci agar posisi tubuh stabil. Sedangkan saat berjalan, sendi ini berperan laiknya engsel, sehingga gerakan kaki menjadi fleksibel.

"Saat kita berlari, atau berolahraga, sendi harus dapat menahan beban putaran dan daya saat kaki menekuk, melompat atau saat berlari. Hal itu menunjukkan bahwa sendi lutut memegang peranan penting dalam setiap posisi atau gerakan tubuh," katanya.

Dijelaskan, dalam sendi lutut, terdapat tiga komponen tulang. Ujung tulang paha (femur), tulang tungkai bawah (tibia) dan tulang lutut (patella). Pada bagian ujung dari tulang, terdapat komponen yang disebut dengan tulang rawan.

Tulang rawan berperan melapisi ujung tulang di persendian. Dengan adanya tulang rawan, ketiga tulang tersebut bertemu, namun tidak terjadi gesekan, dan gerakan sendi menjadi mulus.

"Sesuai perjalanan usia, pada orang tua akan terjadi kerusakan pada tulang rawan (kartilago) sendi. Selain faktor usia, ada juga faktor lain yang dapat mempercepat proses kerusakan. Misalnya saja infeksi, trauma, aktivitas yang tinggi atau berat badan berlebih," katanya.

Jika terjadi kerusakan, maka tulang rawan menjadi tipis dan permukaannya tidak rata. Akibatnya terjadi gesekan diantara tulang, menimbulkan nyeri. Selain itu pengapuran sendi lutut, juga dapat disebabkan oleh bentuk sendi yang tidak normal.

Ia menyebutkan tindakan menekuk keluar (valgus), atau menekuk ke dalam (varus). Kondisi ini mengakibatkan beban tubuh tidak lagi berada pada tempat yang ideal, melainkan bergeser ke arah luar atau ke dalam. Bagian yang mengalami beban berat akan lebih cepat mengalami pengapuran dibanding bagian yang tidak mendapat beban.

Kerusakan pada tulang rawan mengakibatkan gerakan tidak lagi mulus. Ujung-ujung tulang bertemu dan bergesekan satu sama lain. Kerusakan tulang rawan merangsang pertumbuhan tulang baru di dalam sendi, dikenal dengan osteofit. Dengan adanya osteofit, nyeri bertambah parah, dan tentu saja aktivitas terganggu.

Perlu diketahui bahwa selama ini ada di kalangan kalangan awam yang salah mengartikan pengapuran dengan osteoporosis. Osteoporosis merupakan pengeroposan tulang, sedangkan osteartritis adalah kerusakan pada tulang rawan sendi (kartilago).

Untuk menentukan ada tidaknya pengapuran pada sendi, selain melakukan pemeriksaan fisik, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang. Misalnya saja melakukan foto rontgen. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui kondisi sendi lutut dan memperkirakan derajat kerusakan.

Jika dicurigai adanya masalah pada jaringan lunak, semisal pada ligamen (urat) atau pada tendon di daerah sendi lutut, maka akan dilakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Pemeriksaan itu dapat menemukan adannya robekan, atau penyakit lain, pada jaringan lunak di daerah lutut semisal otot, tendon atau ligamen. Penyebab kerusakan beragam diantaranya trauma atau infeksi.

Tentang pengobatan, dr Lukman menyebutkan ada beberapa lini terapi yang digunakan untuk mengatasi pengapuran pada sendi lutut. Tahap awal biasanya diberikan obat penghilang rasa nyeri. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS), seminal asam mefenamat,ibuprofen, piroksikam dapat digunakan.

"Efek samping obat jenis ini, terjadi gangguan lambung. Selain itu minum, dapat diberikan anti nyeri yang dioleskan langsung ke kulit. Berbentuk jel atau spray disemprotkan langsung di daerah kulit sekitar lutut," katanya.

Jenis AINS yang terbaru dikenal dengan COX-2 inhibitor. Efek samping obat ini terhadap saluran cerna lebih kecil disbanding dengan obat AINS biasa. Belakangan diketahui bahwa obat ini menimbulkan risiko jantung dan stroke. Sehingga penggunaanya pada penderita yang memiliki serangan jantung atau stroke perlu diwaspadai.

Jika pengobatan kurang mendapatkan hasil, dianjurkan bagi penderita untuk melakukan fisioterapi. Latihan dapat dilakukan dengan bantuan ahli fisioterapi,untuk mendapatkan gerak yang normal pada lutut, dan menghilangkan nyeri. Latihan yang dapat meningkatkan kemampuan otot di sekitar lutut, sehingga lebih stabil dan posisi tubuh seimbang.

Terapi lain adalah dengan menyuntikan langsung obat ke sendi lutut untuk menghilangkan rasa nyeri. Efek terapi dapat bertahan hingga beberapa bulan. Dokter akan mempertimbangkan masak-masak sebelum melakukan tindakan ini, karena jika terlalu sering malah mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi.

Operasi yang dilakukan bisa melalui operasi arthroscopy, osteotomy, arthtoplasty, dan arthrodesis. "Selain operasi, terdapat cara penyembuhan lain yaitu dengan fisioterapi, atau program latihan lain. Selain itu dukungan psikososial sangat perlu, bahkan dengan cara yang sederhana, yaitu dengan cara mengonsumsi vitamin glukosomin, atau dengan olahraga yang tepat," ujarnya.

Ditambahkan, selain itu pentingnya seseorang mempertimbangkan kegiatan dengan kekuatan sendi yang sesuai dengan umur.

"Untuk orang yang mengalami obesitas atau kegemukan, maka makanan yang dikonsumsi harus dijaga karena orang yang obesitas cenderung terkena penyakit ini," terangnya.


Sumber :
http://www.dechacare.com/Waspadai-Pengapuran-pada-Sendi-I277.html

Anatomi - Fisiologi Sendi

Sendi merupakan suatu engsel yang membuat anggota tubuh dapat bergerak dengan baik, juga merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai dengan jenis persendian yang diperantarainya.


Anatomi-Fisiologi Sendi

Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.


Selengkapnya Klik :

http://medicastore.com/nutracare/isi_joint.php?isi_joint=fisio_sendi